Kamis, 26 April 2012

GAIKINDO Setuju Pasang "Converter Kit"

Penggunaan Vi-Gas (elpiji) pada mobil penumpang

MEDIA INFORMASI, Jakarta - Untuk mendukung rencana program konvesi energi BBM ke Gas, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) menyatakan siap mendukung. Bahkan seluruh anggota asosiasi akan mengoperasikan bengkel resmi untuk memasang "Converter kit" pada produk mereka yang sudah dipasarkan.

"Kalau perbedaan harga tercipta, baru konsumen mau melirik bahan bakar alternatif karena menguntungkan. Kalau perbedaannya cuma sedikit, mereka lebih baik bertahan pakai Premium," tambah Jongkie Sugiarto, Ketua I GAIKINDO.

Sudirman Maman Rusdi Ketua Umum GAIKINDO mengatakan, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sudah berdiskusi dengan asosiasi terkait rencana program konversi energi (BBM ke gas). Namun, ATPM memerlukan waktu tambahan untuk bisa memaksimalkan program ini.

"Kami bersedia menggunakan bengkel resmi kami, asal 'converter kit' tersebut harus sesuai dengan masing-masing kendaraan karena menyangkut teknis, asuransi dan lain sebagainya," komentar Sudirman di Jakarta, Rabu (25/4/2012).

Dijelaskan, untuk pemasangan pada mobil-mobil baru diperlukan persiapan 1,5-2 tahun untuk mulai memasarkan produk. Hal ini terkait pada pemilihan alat konversi sekaligus mempersiapakan layanan purna jual dan sebagainya. "Kami mau saja, tapi kebijakkannya harus jelas arahnya ke mana, apa konsentrasi pada transportasi umum, kendaraan pemerintah atau pribadi, semua masih wacana," beber Sudirman.

Harga BBM
Supaya program konversi energi berhasil, pemerintah diminta segera menaikkan harga bbm bersubsidi. Pasalnya, tanpa rentang harga yang jauh, konsumen tidak akan tertarik beralih ke gas.

"Kalau perbedaan harga tercipta, baru konsumen mau melirik bahan bakar alternatif karena menguntungkan. Kalau perbedaannya cuma sedikit, mereka lebih baik bertahan pakai Premium," tambah Jongkie Sugiarto, Ketua I GAIKINDO. Jongkie menegaskan, soal ketersediaan alat konversi BBM ke gas sudah siap tinggal menunggu seberapa besar pesanan yang dibutuhkan pemerintah. "Faktor utama yang segera perlu dituntaskan adalah penambahan stasiun pengisisan bahan bakar gas (SPBG). Tanpa ada stasiun pengisian program juga tidak akan jalan!" tegas Jongkie.